Pig on The Blog

Lihat,Dengar dan Rasakan

Saturday, November 26, 2011

Welcome to Kota Tatas

Kota Tatas merupakan nama lain dari Banjarmasin, ini merupakan salah satu dari sekian perjalanan dinas dari Kantor. Berangkat jam 4 pagi untuk mengejar Garuda jam 6 ke Banjarmasin adalah pekerjaan berat buat gue. Bayangkan kalo lo harus bangun pagi jam 3,mandi dingin-dingin, trus berangkat pagi buta dan ngejer subuh di Bandara. Itu capek,lain kali klo pesen tiket jangan yang pagi-pagi lagi deh.

Jam 8 pagi waktu WIB merupakan Jam 9 Pagi waktu WITA di Banjarmasin dan itu adalah waktu gw nyampe di Bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin. Sebuah bandara kecil yang kalo mau ke pesawatnya harus dianter memakai bus transfer. Di Bandara itu gw juga baru sadar klo gw satu pesawat sama Bang Rhoma Irama,astagaa!!!

yak,cuman ngeliatin trus diem aja,padahal pengen minta tanda tangan.Haah..

Keluar dari bandara, satu-satunya kendaraan umum untuk ke pusat kota Banjarmasin adalah taksi dan itu adalah taksi bandara tanpa merek. Beli tiketnya di counter,menyebutkan tujuan mau kemana dan abang-abang counter langsung menyebutkan harga. Jadi kita gak usah bayar ke tukang taksinya tapi langsung bayar si abang2 counter. Biasanya sih harga ke pusat kota,dihargain 75ribu-100rb. Sialnya,kalau sudah melewati jam 9 malam,taksi-taksi ini akan digantikan oleh mobil-mobil anteran liar. sistemnya seperti travel,dianterin trus duduknya gabung sama penumpang2 pesawat yang mendarat malem. Harganya juga dikasih 100rb langsung untuk kemana aja.

Karena tujuannya dateng adalah kerja, jadi dari 6 hari di Banjarmasin,praktis hanya 1 hari bebas yang bisa digunakan untuk keliling-keliling. Suasana Banjarmasin hampir mirip dengan Depok klo gw rasa,bedanya disini super panas,masih ada becak dan bajai dipusat kotanya. Karena sebagian besar daerahnya dilewati sungai-sungai besar, jadi jangan heran kalo melihat rawa-rawa,rumah panggung atau kali besar yang ada di balik hingar bingar modern kota ini. Satu-satunya mal yang paling besar disini adalah Duta Mall, 11 - 12 dengan Margo City.

Kalo ke kota ini,wajib kudu ke Pasar Terapung. Berangkat jam setengah 5 atau jam 5 merupakan kewajiban untuk menikmati keadaan pasar terapung ini. Gw menyewa kapal seharga 200rb bersama temen-temen. Tempat buat nyewa kapal biasanya ada banyak di depan kantor Gubernur Banjarmasin.




Di Pasar Terapung ini, sistem jual belinya menggunakan Barter. Jadi kalau ingin membeli durian, bisa dituker dengan 2 semangka misalnya. Sambil menikmati suasana Sunrise



Wajib harus membeli ketupat kandangan di atas kapal. Sensasinya beda, Kuah ketupatnya lebih segar, udaranya juga dingin, pemandangan yang ditawarkan juga mantap. Saat waktu menunjukan jam 7an,itu tandanya harus pulang,karena pasar terapung juga sudah mulai sepi,suasananya juga mulai terik. Menyusuri rumah-rumah panggung, melalui kolong-kolong jembatan (kalau dibayangkan seperti di Thailand) memberikan sense petualangan yang berbeda.

Setelah kembali di depan kantor Gubernur, saatnya berburu Mangga Kasturi. Mangga Kasturi merupakan mangga khas Banjarmasin. Bentuknya kecil sebesar Ubi tapi manis sekali rasanya dan membeli mangga ini harus pinter-pinter nawar terutama kalau membelinya di pasar-pasar Banjarmasin. Kalau sial bisa dihargai 1000 rupiah per 1 mangga. Kalau untung, 20rb rupiah bisa mendapat 1 kantong yang isinya mencapai 30 buah. Bentuk ini mangga seperti ini:



Saat matahari sudah mencapai atas kepala, itu berarti waktunya untuk makan siang di Soto Bang Amat. Soto Bang Amat wajib dinikmati kalau ke Banjarmasin. Enak,Tempatnya bagus,Tepi sungan Pengambangan dan biasanya ditemani musik klenting saat makan. Harganya juga murah, sangat direkomendasikan kesini.




Setelah makan, saatnya membeli oleh-oleh untuk di Jakarta. Biasanya kalau dari Banjarmasin, oleh-oleh yang bisa dibawa adalah madu, kerupuk ikan dan tentunya adalah Amplang. Amplang pasti gue beli, karena enak dan jadi temen yang pas kalau makan nasi.haha

Setelah beli oleh-oleh,jika badan pegel atau lelah sehabis berjalan-jalan seharian. Sempatkan diri untuk dipijat tradisional di Djari-djari. dengan 75rb rupiah, dapet pangket lengkap, pijat dari atas sampe bawah,pijat,diinjak, dilipat-lipat yang begitulah yang gw rasain pada dipijat disitu.

1 hari sudah terpenuhi, waktunya untuk siap-siap berbenah dan kembali pulang besok hari ke Jakarta.

Monday, April 26, 2010

Memandang Kartini Dari Sisi yang Berbeda

Melihat sosok Kartini tentunya tidak bisa melepas atribut-atribut dirinya sebagai sebuah simbol perjuangan emansipasi perempuan, yaitu sebuah perjuangan untuk meningkatkan martabat para perempuan tanpa menghilangkan hak dan kewajiban sebagai seorang perempuan. Efek dari perjuangan ini terasa pada saat ini dimana aspek sosio kultural perempuan berkembang hanya tidak pada 3-Ur (Dapur, Sumur dan Kasur) namun berkembang hingga bisa kita lihat langsung dimana banyak kartini-kartini muda saat ini yang berhasil pada bidangnya masing-masing.


Memahami buah pemikiran Kartini tentunya mengenal bahwa dirinya sedikit banyak dipengaruhi oleh karya-karya Eduard Douwes Dekker yang lebih kita kenal sebagai Multatuli. Karya-karya Multatuli itu juga yang membuka pandangan Kartini akan perjuangan hak-hak asasi dan mengenai kemanusiaan. Pengaruh Multatuli ini juga yang mempengaruhi dirinya dalam memandang agama. Pandangan-pandangan ini diungkapkan dalam surat-suratnya yang dibukukan dalam Door Duisternis Tot Licht atau Habis Gelap Terbitlah Terang. Ia mengungkapkan tentang pandangan bahwa dunia akan lebih damai jika tidak ada agama yang sering menjadi alasan manusia untuk berselisih, terpisah, dan saling menyakiti. “Kata orang, agama akan menjaga kita dari perbuatan dosa, namun berapa banyak dosa yang telah diperbuat atas nama agama? Agama dimaksudkan sebagai rahmat bagi semua umat manusia, untuk menjadi tali penghubung antara semua ciptaanNya. Kita semua bersaudara bukan karena satu keturunan tapi karena satu Tuhan yang berkuasa di atas sana. Oh Tuhan, kadang aku berpikir bahwa agama lebih baik tidak ada saja. Karena justru agamalah penyebab perselisihan, perpecahan dan pertumpahan darah dan bukan menjadi tali pemersatu umat manusia. …Aku sering bertanya pada diriku sendiri: apakah agama merupakan sebuah rahmat kalau prakteknya malah seperti ini?” (kartini-dan-multatuli oleh Wenri Wanhar). Terlintas ia seperti tak sependapat dengan agama, sesuai dengan yang ditulis disuratnya "Tuhanku adalah nuraniku. Surgaku dan nerakaku adalah nuraniku,". Namun kemudian dalam prosesnya, ia menyadari bahwa bentuk agama itu bukan yang salah tetapi pada perilaku manusia yang menggunakan agama tersebut sebagai alasan untuk berselisih dan mengangkangi moralitas yang ada.


Kartini dalam hal ini bukan berarti menyalahkan agama tetapi lebih jauh ia menekankan pada segi isi daripada bentuk-bentuk agama yang mengotak-otakan manusia. Segi isi ini dimaksudnya sebagai kemuliaan manusia dengan amalnya pada sesama manusia (Hlm 12,Asvi Warman Adam). Hal-hal yang berluhur seperti tolong menolong dan tunjang menunjang atau cintai mencintai itu yang menjadi urat nadi dari segala Agama. Kemudian ia menekankan kembali bahwa “Agama yang sesungguhnya adalah kebatinan dan agama itu bisa dipeluk, baik sebagai Nasrani maupun Islam dan lain-lain” (Hlm 12, Asvi Warman Adam). Agama bagi Kartini bukanlah seharusnya menjadi alat yang memecahkan hubungan antar manusia menjadi kelompok-kelompok yang sewaktu-waktu dapat beririsan secara keras. Agama seharusnya menjadi alat penyatu kemanusiaan, alat penyatu yang dapat merekatkan dan mendukung integrasi antara manusia.


Baik dalam konteks masa Kartini dan saat ini, kehidupan beragama dijalani dengan kaku dan disimulatif yang mematikan toleransi dan nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini diperkuat berbagai tragedi kemanusiaan yg mengatasnamakan agama sebagai tameng. Stigma-stigma buruk bermunculan dan melekat pada atribut-atribut keagamaan tertentu. Yang sesungguhnya dan perlu diingatkan kembali bahwa agama hanya dijadikan simbol yang terbawa dalam atribut dari individu-individu yang menodai kemanusiaan.


Hari kartini ini menjadi sebuah momen bukan hanya untuk menghormati perjuangan perempuan dalam melawan komoditasi tubuh mereka,namun juga menjadi momen untuk kita untuk membangun kembali nilai-nilai kemanusiaan dan toleransi terhadap sesama untuk mengembangkan kehidupan bersama. Dimana kita hidup sebagai satu identitas yaitu sebagai bangsa Indonesia.

Monday, June 22, 2009

Listening to Gymnopédie


Beberapa hari ini gw lagi keranjingan denger Gymnopedie. Ketika mendengar namanya, mungkin orang akan mengira Gymnopedie sebagai benda yang termasuk dari salah satu alat gym. Tetapi sayangnya bukan, Gymnopedie merupakan salah satu piece dari Erik Satie. Mungkin orang-orang akan lebih mengenal Gymnopedie sebagai Satie. Musik instrumental ini biasanya selalu ada di ringtone hape-hape nokia. Untuk yang mau mendengarkan,bisa didownload disini, Gymnopedie.

Mendengarkan dentingan piano pada set piece ini rasanya bener-bener mengatur mood banget. Nada-nada denting piano mengalir dengan pelan memasuki akal dan jiwa, membuat tenang. ^^
Satie sendiri menyebut Gymnopedie sebagai furniture music yaitu musik background yang dapat mengatur mood pendengarnya.

Berdasarkan wikipedia, Satie menuliskan set piece ini dari puisi J.P. Contamine de Latour. seperti ini puisinya:
Slanting and shadow-cutting a flickering eddy
Trickled in gusts of gold to the shiny flagstone
Where the ambre atoms in the fire mirroring themselves
Mingled their sarabande to the gymnopaedia
Terdapat banyak penafsiran dari puisi ini dan bagaimana anda menafsirkan puisi ini?,,haha

Kembali ke set piece dari Satie. Yang jelas mendengarkan Gymnopedie ini bagi gw membawa ketenangan dan kedamaian buat pikiran. Mendengarkannya, berasa berada dijalan dekat pinggir pantai pada waktu malam hari,hmm menyenangkan,haha. Gw juga mempunyai obsesi tersendiri untuk melakukan sebuah tindakan dengan menggunakan set piece ini sebagai musik backgroundnya. Semoga suatu saat dapat terjadi,hehehe. Amin


Saturday, June 13, 2009

Ketika Uang Menjadi Salah Satu Simbol Interaksi


Yah tulisan ini didasari oleh gw ketika berinteraksi dengan pengamen buta di kereta. Dimana interaksi gw dan dia tercipta akibat uang. Uang menjadi simbol fondasi kehidupan modern. Ia menggantikan cara barter dan merasionalisasikan sebuah interaksi diantara dua orang. Simbol sering digunakan oleh individu untuk merepresentasikan ciri-ciri mereka kepada individu-individu lain. Simbol merupakan aspek penting yang dapat membuat individu-individu bertindak menurut cara-cara khas yang dilakukannya. Karena simbol, manusia tidak memberikan respon secara pasif terhadap realitas yang memaksakan dirinya sendiri namun secara aktif menciptakan dan mencipta ulang dunia tempat mereka berperan (Ritzer 2004:292).

Secara ideal, uang memiliki tiga fungsi utama yang sebagaimana dijelaskan oleh Caruthers, yaitu sebagai alat tukar, penyimpan nilai dan kesatuan dari akun. Dalam ketiga fungsi tersebut, uang dapat dipahami sebagai fungsi untuk mereduksi biaya transaksi yang harus dikeluarkan seseorang, memfasilitasi transaksi untuk kepentingan sendiri, memberikan kesempatan pada individu untuk mengakumulasi nilai, membuat pola tarik menarik dari antar massa dan menyediakan ukuran untuk perbandingan. Namun sebagai sebuah alat dalam dinamisasi kehidupan manusia. uang menjadi simbol yang dapat memiliki makna sendiri dan memberi makna kepada konteks ia digunakan.

Ia dapat memiliki makna sendiri ketika interaksi tersebut didasarkan pada uang. Semisal saya yang berinteraksi dengan pengamen karena didasarkan uang yang saya berikan. Uang menjadi makna untuk mensambungkan dua orang asing untuk berinteraksi. Hal yang sama terjadi ketika kita berbelanja di pasar, mal, membeli tiket dan lain halnya. Uang dapat menyatukan orang-orang asing untuk berinteraksi didalam suatu kelompok. Hal ini terjadi dalam ruang kerja, dimana saya dan partner kerja bekerja sama untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan atau proyek untuk mendapatkan uang dari atasan. Ketika pekerjaan itu selesai, bisa jadi kita kembali menjadi orang yang asing. Uang dalam hal ini memberi bentuk dalam interaksi diantara orang-orang. Ia membentuk interaksi seperti apa yang terjadi diantara orang-orang.

Selain dapat memberikan sebuah bentuk, uang memberikan isi atau makna dari interaksi yang terjadi diantara orang-orang. Hal ini terjadi ketika kita ingin menyuap atau memberi imbalan kepada orang lain. Uang memberi makna pada interaksi, interaksi tersebut dapat ditujukan untuk pengucapan terima kasih, untuk memohon sebuah bantuan, sebagai pelicin untuk memudahkan suatu proses kegiatan. Uang memberikan arti kepada interaksi yang terjadi.

Sebagai sebuah alat, uang bisa dikatakan sebagai temuan yang paling berpengaruh dalam kehidupan masyarakat global. Uang merasionalisasikan setiap kegiatan perekonomian dan interaksi. Uang juga yang menjadi alat mempermudah terjadinya kapitalisme. Tetapi disisi lain, uang juga banyak dan memberi kemudahan dalam kehidupan kita. Secara keseluruhan, uang merupakan simbol dari masyarakat modern.

Friday, June 12, 2009

A New World is Waiting Ahead

Akhirnya setelah 4 tahun kuliah, selesai juga pada tanggal 9 Juni 2009 pada pukul 16. Walaupun sebelum sidang mengalami banyak kendala tapi akhirnya semua terbayar dengan hasil yang terlihat. Terima Kasih Tuhan.^^

Kemudian,gw ngasih tau ke bokap dan nyokap mengenai status baru gw ini. Responnya menandakan bahwa mereka bahagia bisa melihat gw bisa lulus dari kuliah dengan waktu yang normal, tidak prematur dan tidak lama. Lalu muncul pertanyaan baru, setelah lulus mau ngapain?,,kembali ke realitas yang terhampar didepan mata. Sebetulnya sih impian banyak, dari pengen keliling dunia, pengen kerja di swasta, pengen s2 di Eropa. Tapi bingung begimana mengatur rencananya. Kayaknya harus mulai nih..

Dalam tahapan ini, gw merasa udah mencapai fase kehidupan baru. Dari bayi ke balita. Dari balita ke anak kecil. Masuk SD, sekolah 6 tahun, pake putih merah. Masuk SMP, memakai putih biru, mulai mengalami masa-masa puber. Masuk SMA, memulai fase kedewasaan dan melatih kematangan berpikir. Masuk kuliah, melatih kedewasaan dan mulai mengenal makna kehidupan. Fase-fase itu sangat tidak terasa, tiba-tiba sudah mencapai tahapan sekarang. Kehidupan itu benar-benar semu, tidak terasa dan berjalan secepat cahaya. Banyak kenangan yang baik dan buruk yang memberi pelajaran akan kehidupan. Melatih diri menjadi seorang manusia. Kehidupan ini sangat menyenangkan,^^

Kembali ke realitas, setiap melalui fase itu selalu ada ujian-ujian untuk mengukur kematangan akal kita. Semisal skripsi, dimana sebetulnya hanya sebuah ujian mental dan akal. Kompleks emosi yang ketika menghadapi skripsi. Namun setelah lulus, kehidupan yang dihadapi akan lebih kompleks dan lebih ribet lagi, bukan hanya sekadar kehidupan simpel dan kita tidak bisa bergantung pada orang lain. Ketika bekerja,yang dihadapi teman sekantor yang bisa menikam kapan saja, bos-bos yang selalu menuntut keringat kita supaya dia mendapatkan untung, keluarga-keluarga. Jika menikah nanti, harus menjaga istri, bersilahturahmi dengan keluarga dan keluarga besar. Komplek dan dinamikanya bermacam-macam.

Klo dipikirkan satu waktu bisa-bisa meledak. Gw rasa menjalaninya tahap demi tahap, tidak tergesa-gesa, lihat kesempatan. Jika kehidupan dilakukan dengan terburu-buru, bisa-bisa gak dimanage d.Haha

Yosh, mari berdoa semoga dunia baru tersebut dapat dihadapi oleh kita-kita dengan seizin-Nya. Hoho,^^

Friday, May 8, 2009

Selamat Jalan Pak Tua


Saat sholat jumat di mesjid dekat rumah tadi siang, gw menemukan bahwa ada tetangga rumah yang meninggal. Kebetulan saat itu gw duduk bersebelahan dengan sepupu jauh gw ntu. gw pun nanya ke dia,


A: “Gate, emang sapa yang meninggal?, rame bener ampe ada 2 truk TNI AL yang nongkrong nutupin jalan kompleks?

G: Parah lo,,masa gak tau klo pak S meninggal kemaren malem

A: yah, pak s meninggal, mesjid jadi berkurang d jamaah taatnya satu


Kemudian gw dan sepupu gw yang rumahnya berdekatan dengan rumah gw melanjutkan mendengarkan ceramah Jumat. Lalu dilanjutkan dengan solat Jumat. Setelah itu dilanjutkan dengan solat jenazah. Saat solat jenazah itulah gw terbayang kilasan-kilasan momen dengan pak s ketika kecil


Sewaktu kecil, sebagaimana layaknya anak kecil sekarang. Mesjid layaknya taman bermain. Kegiatan abis ngaji sore dan menunggu solat magrib diisi dengan kegiatan lari-larian di dalam mesjid bersama sepupu dan adek gw. Seinget gw dulu, gw merasa mesjid deket rumah tuh luas banget dalamnya, kayak bisa buat maen bola deh. Ditambah dengan karpet mesjid yang warnanya hijau muda daun. Semakin berasa kalau ruangan didalam mesjid adalah lapangan indoor untuk bermain. Selain bermain lari-larian, ruangan yang biasanya dipakai solat itu, kita biasanya juga main berantem-beranteman, main tamiya didalam mesjid. Tentunya kegiatan bermain tersebut tidak semulus yang dibayangkan. Ada pak S yang senantiasa memarahi kami begitu dia melihat kami bertiga bermain sesuka hati didalam mesjid.


Dengan tampang sangarnya, dengan tongkat saktinya yang selalu dibawa kemanapun berjalan, ia kemudian berteriak dengan menggelegar. JANGAN MAIN DISINI, DILUAR SANA, DISINI BUAT SHALAT!!. Seketika kami langsung kabur. Suasana dimarahin tersebut menjadi bumbu yang setiap sore didengar ketika bermain di Masjid. Kadang ketika mau solat magrib,trus masih bercanda di luar, kami bertiga pun dijewer satu persatu. Pokoknya pak s itu dahsat klo sudah memarahi kami. Suara yang menggelegar dan tampang yang sangar menjadi ciri-ciri dari pak S yang kami ingat.


Kami bertiga sering menyebut jurus marahnya dengan jurus blackhole. Karena ketika dimarahi, sekejap berasa kesenangan, keriaan dan tawa terhisap oleh suara marahnya. Tapi disatu sisi, pak s merupakan orang yang cukup dihormati dalam lingkungan rumah. Dia menjadi fans setia Masjid lingkungan sini. Dari subuh sampai isya, kehadirannya selalu ada didalam Masjid. Ibarat absen, absennya full, jarang madol. Kecuali klo dia sakit.

Dan kini, semuanya tinggal kenangan. Gw kembali ke realitas dengan posisi sedang mengikuti salat jenazah. Kini pak tua itu sudah memulai kehidupan barunya dialam lain. Semoga dirinya diterima disisi Yang Maha Kuasa. Amin


Setelah itu, gw kembali diingatkan dengan 3 hikmah dari kejadian tersebut

1. Kematian itu tidak diketahui kapan akan terjadi

2. Karena kematian itu tidak diketahui, sebaiknya gw selalu mempersiapkan amal ibadah untuk menjaga-jaga tabungan pahala ketika masa kematian itu tiba.

3. Yah pak, masa udah meninggal duluan, ajian blackholenya belum gw serap secara sempurna. Banyak bocah-bocah piyik yang makin gak tau aturan pas mau solat nih. T.T


Akhir kata, selamat jalan Pak Tua, semoga amal ibadahmu diterima disisi-Nya